Selasa, 21 Oktober 2014

Review Film: Life of Pi

Kalian tipe orang yang suka nonton film gak?
Wah.. kalau aku, jangan ditanya lagi deh.
Aku suka sekali menonton film, termasuk hobi.
Aku bukan tipe pemilih, yang mengkhususkan untuk lebih menonton film dengan genre favorit, seperti action, drama, sci-fi, dan lain-lain.
Aku suka menonton semua genre film. Mau itu film yang alur ceritanya sangat amat lamban, sampai kadang-kadang nontonnya ngantuk, atau.. film yang alur ceritanya gitu-gitu aja, tapi menampilkan adegan-adegan yang menegangkan (contoh: film action).
Intinya, aku bersyukur hidup di zaman dimana aku bisa menonton film dengan beragam genre, dan terimakasih wahai orang-orang yang berada dalam industri kreatif ini, kalian amazing!

Yak. Cukup ya pembukanya.

Langsung saja, aku mau review film salah satu film yang awalnya aku benar-benar gak tertarik untuk menonton.
Judulnya Life of Pi. Disutradarai oleh Ang Lee. Film ini dirilis tahun 2012. (sumber: imdb.com)
Aku tidak tertarik sama sekali karena sinopsisnya yang.. gimana ya, kalian baca aja deh:






"A young man who survives a disaster at sea is hurtled into an epic journey of adventure and discovery. While cast away, he forms an unexpected connection with another survivor: a fearsome Bengal tiger." (sumber: imdb.com)

















Sepertinya kurang menarik, seperti cerita yang terlalu dibuat-buat. Really? survive with a tiger?

Tapi, setelah aku lihat rating bagus yang didapat dari berbagai sumber. Runtuhlah pertahananku yang bersikeras untuk tidak menonton film ini..
Akhirnya aku putusin untuk menonton film ini.

Dan.....

Buanyaaaak banget pelajaran yang dapat dipetik dari film ini. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari buku yang menjadi best seller.
Aku bersyukur banget karena pertahananku runtuh, dan bisa dapat kesempatan untuk nonton film ini.
Ini film yang bagus.. dan rumit. Aku yakin, setiap orang akan punya pendapat beragam mengenai film ini. 

Film ini menceritakan tentang Pi Patel dewasa (karakter utama) yang menceritakan tentang pengalamannya yang unbelievable saat dia masih muda. Dimana saat itu, dia harus bertahan di lautan diatas sekoci dengan seekor harimau Bengal selama berbulan-bulan karena kapal yang ditumpanginya entah kenapa bisa tenggelam. Dia menceritakan pengalaman ini ke seorang penulis yang merupakan salah satu kenalan pamannya. 

Nah, cerita tidak dimulai dari lautan. 
Ini dimulai dari Pi kecil. Dari asal usul namanya, keluarganya, sekolah, sampai dimana saat ia mulai mempertanyakan mengenai kepercayaan (agama). Berasal dari keluarga dengan latar belakang hindu, ia mulai tertarik dengan katolik, dan kemudian islam. Pada akhirnya ia menganut tiga agama, hindu, katolik dan islam.
Ayahnya adalah seorang yang lebih percaya dengan sains dibandingkan Tuhan. 
Sedangkan ibunya adalah seorang hindu yang taat, yang dulunya berkasta.
Ia punya seorang kakak laki-laki, namanya Ravi. 
Keluarga mereka mempunyai usaha kebun binatang, yang pada akhirnya harus mereka lepaskan karena pemerintahan yang tidak mendukung. 
Mereka berencana pindah ke Kanada, dengan hewan-hewan yang mereka punya. Nantinya hewan tersebut akan dijual ke kebun binatang disana.
Akhirnya sebuah kapal Jepang membawa mereka ke perjalanan menuju Kanada, dimana saat itulah peristiwa naas tersebut terjadi. 

Tidak dijelaskan mengapa kapal tersebut bisa tenggelam, yang jelas kedua orang tua dan kakak Pi tidak dapat diselamatkan. Akhirnya Pi selamat karena naik sekoci.
Ia selamat dengan beberapa hewan, yaitu seekor orang utan yang kehilangan anaknya bernama Orange Juice, seekor zebra yang terluka kakinya , seekor hyena, dan seekor harimau bengal yang tidak disengaja diselamatkan oleh Pi. Harimau itu bernama Richard Parker. Akhirnya hanya ia dan harimau yang bertahan. 
Ia dan Richard terombang-ambing di lautan selama berbulan-bulan.
Mereka sempat menemukan daratan yang dipenuhi hewan meerkat, air tawar, rumput laut dan hutan hijau. Tapi akhirnya mereka pergi lagi karena pulau tersebut berubah menjadi pulau mematikan pada malam hari.

Perjalanannya di lautan berakhir di sebuah pantai di Meksiko. Ia diselamatkan oleh warga lokal. 
Ia berada di rumah sakit lokal, dan ditanyai oleh agen asuransi dari perusahaan kapal tersebut. Ia menceritakan pengalamannya bersama Richard, namun para wakil tersebut tidak percaya dan menyuruhnya untuk membuat cerita lebih baik, yang masuk akal dan dapat dipercaya.
Dan ia pun membuat cerita kedua dimana cerita kedua ini mengisahkan empat orang yang selamat dan berada dalam sekoci yang sama. Dia, ibunya, sang pelaut dan sang koki. Sang koki kemudian membunuh pelaut yang kakinya terluka. Selanjutnya koki membunuh ibunya. Dan Pi akhirnya membunuh koki itu sebagai balas dendam. Persamaan yang dapat ditarik oleh penulis yang mendengarkan cerita Pi adalah, sang pelaut sebagai zebra yang terluka, ibunya sebagai orang utan, sang koki sebagai hyena, dan Pi sendiri sebagai harimau.

Pada adegan terakhir, Pi dewasa bertanya kepada penulis yang mendengarkan ceritanya. Ia bertanya, kedua cerita yang mempunyai awal yang sama, dimana tak diketahui dengan jelas penyebab kapal tenggelam, cerita mana yang lebih kau sukai. Akhirnya sang penulis memilih cerita versi pertama dengan sang harimau, dan Pi pun tersenyum menjawab, begitu juga dengan Tuhan.


Aku sendiri sangat suka dengan film ini, dan sepertinya ini akan menjadi salah satu film favoritku. 

Aku juga masih bingung jika diharuskan memilih untuk percaya cerita versi pertama atau kedua, tetapi jika harus memilih aku juga akan memilih cerita versi pertama karena aku lebih suka versi tersebut.
Kalau untuk masalah hikmah, banyak sekali yang dapat dipetik, banyak adegan yang aku suka.
Menurutku film ini menunjukkan bagaimana kita (kebanyakan orang dewasa) mempersempit pikiran kita mengenai hal-hal yang tidak mungkin nyata, salah satu yang jelas disinggung disini adalah mengenai kepercayaan kita kepada Tuhan.

Keluarga Pi sendiri, adalah keluarga yang sekuler, jadi Pi boleh memilih agama manapun yang ia percaya. Dan akhirnya ia menganut tiga agama, dan menurutnya masing-masing agama mempunyai inti yang sama, hanya berbeda penyampaian.

Intinya, ia percaya Tuhan dengan all of his love, mercy and kindness.
Dalam perjalanannya di lautan, ia sempat menyerahkan dirinya kepada Tuhan, karena ia tidak sanggup. Tapi toh akhirnya dia hidup, dan ditunjukkan jalan bahwa ia masih harus melanjutkan kehidupannya. Dan menurutnya Tuhan yang memberi petunjuk itu.

Aku sendiri, masih sering bertanya, apa benar Tuhan itu ada?

Bagaimana bentuknya?
Kenapa Tuhan yang sesempurna itu membutuhkan kita di hidupnya?
Dan dengan lingkungan yang saat ini sangat mudah untuk mengungkapkan pendapat, kadang aku lebih setuju dengan sains, dibandingkan dengan Tuhan yang bentuknya abstrak, tidak nyata. 
Yah, itulah aku yang kadang masih meraba, tapi aku percaya bahwa memang ada sang pencipta, pengasih, pemaaf yang tidak akan pernah bisa dicapai oleh logika manusia. 

Itulah Tuhan, sama seperti cerita Pi versi pertama, yang lebih menarik, mencengangkan,  tapi tidak dapat dipercaya (oleh orang dewasa yang imajinasinya terbatas), tapi bagaimana jika itu benar? 

Kalaupun itu tidak benar, sebenarnya tidak ada yang dirugikan, karena ada cerita versi kedua yang lebih masuk akal. 

Saat ini kita terbelenggu oleh hal-hal besar yang dibuktikan secara massal, kadang kita luput dengan hal kecil yang ternyata sudah ditunjukkan oleh Tuhan dengan berbeda cara dan berbeda cerita untuk masing-masing orang.

Aku yakin sekali banyak orang diluar sana yang sudah merasakan pembuktian kecil yang ditunjukkan oleh Tuhan kepada mereka yang surrender akan kesusahan yang mereka alami. Tapi itu pilihan kita untuk tidak percaya atau percaya bahwa itu adalah Tuhan. 
Apakah kita akan menutup diri akan pemikiran yang tidak biasa, atau kita mau sedikit membuka pikiran dan biarkan keyakinan itu mengalir dengan sendirinya.

Baiklah, sekian cerita saya mengenai film ini.

Maaf ya kalau banyak spoiler

Tidak ada komentar:

Posting Komentar